Sebenarnya, saya sudah sejak lama bekerja dari rumah dan tidak kaget dengan anjuran Work From Home (WFH). Hanya saja memang sejak 2018 awal kemarin, mulai bekerja di luar 3 hari dalam seminggu. Justru sempat terjadi gonjang-ganjing karena yang biasanya WFH jadi 3 hari dalam seminggu.

Namun, sejak wabah Corona ini mendatangi Indonesia, anak saya yang pertama libur sekolahnya. Jadilah banyak penyesuaian yang dilakukan. Mulai dari harus mengikuti budaya bersekolah dari rumah yang cukup melelahkan. Memang semua materi sudah diinstruksikan oleh gurunya, namun orang tuanya lah yang mengaplikasikannya. Dan itu tidak mudah.

Minggu pertama terasa cukup berat. Biasanya anak saya yang pertama ini sekolah dan selama dia sekolah, adik-adiknya bisa tidur pulas. Dengan adanya kakak di rumah, maka adik-adiknya susah tidur. Adik yang pertama susah tidur karena ikutan kakaknya mainan. Adik yang kedua, tidak bisa tidur karena kedua kakaknya berisik, teriak-teriak kalau mainan.

Ada efek negatif dan positif yang bisa diambil hikmah dari wabah Corona ini. Apa saja itu?

Efek Negatif

Yang paling terasa dari wabah Corona ini adalah pembatasan gerak. Biasanya anak saya setiap beberapa saat, misal 2 minggu atau 1 bulan sekali jalan-jalan. Ini benar-benar harus di rumah. Bosan? Ya, anak saya sedikit mengalami kebosanan.

Mengapa saya bilang sedikit mengalami kebosanan? Karena memang anak saya didesain untuk lebih betah di rumah. Keluar rumah hanya untuk refreshing ke mall atau main ke rumah ibu atau kerabat dekat yang masih satu kota.

Efek negatif lainnya adalah tidak bisa sholat jamaah di masjid. Ini yang paling terasa untuk saya. Bagi saya yang kerja di rumah, sholat di masjid seakan menjadi pemutus rantai kepenatan setiap hari ngoding. Tapi sekarang benar-benar tidak sholat di masjid, saya ganti pemutusnya dengan pergi ke pasar tiap beberapa hari sekali untuk menambah stok bahan mentah.

Selain itu, karena WFH ini menyeluruh, maka semuanya terdampak, meski saya tidak terlalu kena dampak yang besar. Job dari blog yang biasanya banyak, ini sedikit berkurang, dan invoice dari klien agak terhambat cairnya. Saya maklum sih karena mereka juga tidak ngantor.

Efek Positif

Selain efek negatif tentu saja ada efek positifnya. Yang paling terasa adalah anak saya yang pertama ini tidak sering bertengkar dan ganggu adiknya yang pertama. Biasanya setelah dari pulang sekolah, kalau di sekolah dia diganggu oleh temannya dan bete, kebeteannya ini akan dibawa hingga ke rumah.

Anak saya juga waktu sekolah kadang menirukan kata-kata absurd yang didapatkan dari temannya. Karena sekarang sekolah di rumah, sudah berkurang kata-kata absurd yang keluar dari mulutnya.

Efek positif lainnya, saya dan istri mulai terlatih untuk homeschooling. Ya memang dulu berencana untuk meng-homeschooling-kan anak kami. Tapi agak berubah rencana. Kemungkinan sampai SD saja sekolah di sana karena mengejar program hafalan al-Qur’an 30 juz. SMP ke atas, sepertinya saya bikin sekolah mandiri di rumah. Ambil materi dari internet atau beli buku dan dipelajari di rumah.

Dari sisi saya sendiri saya tidak mudah capek. Kalau biasanya dalam seminggu saya harus menghabiskan waktu 3 x 1,5 jam di jalanan. Dan itu benar-benar membuat saya penat ketika kena macet, panas, hujan, dan hal-hal lainnya di jalanan. Bahkan biasanya saya setelah pulang kerja, mau mengerjakan lainnya sudah malas. Inginnya tidur saja. Kalau sekarang, mengerjakan banyak hal, bisa tetap semangat.

Itulah beberapa hal yang saya rasakan ketika wabah Corona ini datang. Semoga wabah ini cepat diangkat dan kehidupan menjadi normal kembali. Namun, setidaknya dengan adanya wabah ini, kemungkinan budaya WFH akan tetap dipertahankan. Mungkin akan bertambah YouTuber baru setelah ini 😀

Leave a Reply

Next Post

Daftar Bisnis Minuman yang Cocok Dibuat Sambilan

Mon Aug 17 , 2020
Peluang bisnis paling menjanjikan dan tengah trend saat ini yaitu franchise minuman. Anda mungkin sudah familiar dengan gerai minuman kekinian yang mudah sekali dijumpai ini. […]